Sign by Ryyan ruwet -

Bagi kalian para followers selamat datang dan selamat menikmati artikel dalam blog ini dan silahkan bebas mengCopy " GGRRRRAAAAAAATTTIIIISSSS "

Not Indonesian, Please translate here :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : ryyanruwetwetruwet & ther - wher
Tampilkan NavBar

Terungkapnya sejarah tentang petinggi NAZI "Adolf Hitler" ditemukan di Indonesia

Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya yang “antisosial” itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri. Adi (nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam mendidik anak sedang ibunya (Klara) sangat baik kepadanya. Klara adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar disayangi oleh Adolf. Klara sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil sudah menunjukkan gejala destruktif dan antisosial. Umur 18 tahun, Adolf sudah menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia sedangkan ayahnya sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dan abusement dari ayahnya ini memberikan andil besar dalam mental dan kejiwaan Hitler dewasa.

Ada hal yang harus kita pahami bahwa, jangan pernah meremehkan “dendam masa kecil”. Contoh lain juga bisa kita dapati dari kisah Mao Tse Tung. Mao kecil pernah bersekolah di sekolah yang didirikan oleh para missionaris dari Eropa, oleh sebab suatu hal Mao dimaki oleh salah satu Pastor dengan makian yang bersifat rasialis “anjing kuning!” dan mulai saat itu Mao tidak pernah kembali ke sekolah itu. Membenci kaum agamawan. Kemudian menjadi pemimpim komunis terbesar di China, juga menjadi pembunuh massal, jutaan kaum terpelajar dan seniman tewas dibunuh dan dihukum kerja paksa dalam Revolusi Kebudayaan 1965. Nggak kalah sadis dengan Hitler
Sebuah dendam masa kecil dan luka-batin; inilah bahayanya jika itu dialami oleh seorang pemimpin!

Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman (bukan menjadi tentara/ politikus). Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar ke sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini memiliki dampak besar bagi dirinya. Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang/bokek, sehingga dia selama kira-kira setahun menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di jalanan. Selama itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum imigran yang hidup lebih mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran dari ceramah yang sifatnya “Antisemit” oleh Walikota Vienna Karl Lueger. Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada kaum Yahudi, mengispirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang hidupnya. Ini pula yang membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya adalah ras tertinggi. Banyak orang berkata, seandainya saja dia diterima di sekolah seni tersebut, mungkin Hitler hanya akan menjadi seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah juga akan lain ceritanya. Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia mengubah sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya bagaikan takdir yang tidak bisa diubah.

Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk militer. Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan mendapatkan medali untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler berangsur-angsur menjadi seorang patriot untuk Jerman meskipun dia sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir di Austria). Maka dari itu, sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa menerima kenyataan, karena bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu menyalahkan para "pengkhianat" sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah perang.

Jerman setelah kalah perang porak poranda. Keadaannya sangat mengenaskan dengan kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah lagi dengan datangnya gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri tetap berdiam di militer. Hitler membenci orang-orang dari berbagai ideologi, termasuk komunis (Karl Marx adalah seorang Yahudi), sosialis kapitalis dan liberal. Sebenarnya karir militer Hitler hanya sampai Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini, dia menjadi Army Commander yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2.

Tahun 1919 Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir militernya. Saat berhasil menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI. Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA. Disinilah kita bisa melihat salah satu kejeniusan Hitler, berorganisasi dan berpidato. Terus terang, secara pribadi, saya tidak pernah melihat orang berpidato sehebat Hitler. Saya sendiri, begitu melihat film dokumenter tentang Hitler ini, biarpun tidak mengerti bahasanya tapi ikut tergugah dan bersemangat dengan cara yang sulit digambarkan. Ketika pengikutnya berteriak sambil mengangkat tangan “HAIL HITLER!” benar-benar luar biasa! Apapun yang Hitler katakan adalah seperti sebuah “Religion’s order” yang membuat pengikutnya menjadi super fanatik dan mengikuti apapun yang diucapkannya.

Kesuksesannya tidak lepas dari peran Ernst Hanfstaengl, adalah seorang kaya yang menjadi supporter sekaligus fund raiser untuk karir politik Hitler. Hanfstaengl terpana pada pandangan pertama kepada Hitler saat mendengar pidatonya, dan meyakini Hitler akan menjadi orang besar. Dia memandang Hitler sebagai berlian yang belum diasah, dan dialah yang membuat Hitler mempunyai penampilan “antik” dengan kumis kecilnya itu. Hanfstaengl mempunyai istri cantik dan pintar bernama Helene. Hitler mencintai perempuan ini tapi tidak mungkin memilikinya. Helene juga mempunyai peran besar dalam karir Hitler. Belakangan juga diketahui bahwa Ernst Hanfstaengl adalah juga seorang keturunan Yahudi! Wow! Sampai-sampai saya berpikir, mungkin saja apabila saya ada di situasi seperti Hanfstaengl, saya juga bakal kesetanan “kesemsem” sama Hitler atas kharismanya yang luar biasa ini.

Dukungan dari kelompok milisia SA yang dipimpin oleh Ernst Röhm yang dikenal dengan “The Brown Shirts” membuat Nazi menjadi kelompok elite dan ditakuti. SA ini adalah cikal-bakalnya tentara SS yang kemudian menjadi pasukan keamanan resmi pada pemerintahan Hitler. Kita melihat disini bahwa Hitler adalah orang yang “well prepared” jauh sebelum mendapat kekuasaan resmi di Jerman. Ini menjadi inspirasi banyak pemimpin politik bahwa harus ada dana dan military back up untuk suksesnya sebuah karir politik. Seperti juga Mao Tse Tung yang mempunyai tentara rakyat dan berfalsafah “Kekuasaan ada di moncong senjata”.

Film ini juga mengangkat kiprah seorang jurnalis Fritz Gerlich, yang jauh sebelumnya sudah bisa memprediksi bahwa Hitler akan menjadi “the most evil man” dan selalu menyerangnya dengan artikel-artikelnya. Namun semakin diserang justru Hitler mendapatkan popularitas. Sampai pada suatu rencana Perdana Menteri Gustav Von Kahr yang juga sahabat Gerlich ini untuk menjebak Hitler untuk menghancurkan karir politiknya dengan seolah-olah mendukung Hitler melakukan kudeta. Dan tentu saja rencana ini gagal dan membawa Hitler ke penjara.

Dalam kudeta gagal yang dipimpinnya ini, Hitler terluka dan mencoba bunuh diri, namun Helene bisa menahan maksudnya ini. Andai saja Hitler berhasil bunuh diri, munkin tidak akan ada PD2. Kemudian Hitler ditangkap dan dipenjara atas tuduhan subversif, rupanya untuk menjadi seorang Hitler-pun mengalami masa-masa susah sebelum menjadi orang besar, ada harga yang harus dibayar. Lagi-lagi Helene menjadi penyelamat Hitler menggagalkan aksi mogok makan-nya saat di penjara, dan malah menjadi inspirasinya dalam menulis sebuah buku dan kiprah karir politik selanjutnya.

Di penjara dia menulis bukunya yang terkenal, “Mein Kampf” (My Battle) 1924. Ernst Hanfstaengl menjadi salah satu penerbit buku yang super laris dan menghasilkan income yang banyak. Buku ini bisa digambarkan sebagai sebuah buku otobiografi, pikiran politik/ filsafatnya, sejarah serta buku hariannya. Dalam tulisannya ini Hitler yakin bahwa bangsa Arya adalah ras teringgi, penemu seni, ilmu dan tekhnology. Selanjutnya Hitler ingin menciptakan sebuah “ras arya” yang “genuine” yang nantinya akan meleading kebudayaan, keindahan, martabat dari semua jenis ras manusia. Buku ini kemudian menjadi seperti “The Bible” bagi pengikutnya.

Setelah mendekam di penjara kurang lebih 9bulan, Hitler mendapat amnesti, tetapi partai Nazi miliknya sudah amburadul saat dia keluar penjara. Disini kita bisa melihat salah satu talenta besarnya dalam berorganisasi. Hitler berhasil membangun kembali partainya dari partai kacau balau sampai menjadi salah satu partai terbesar di Jerman.

Sekeluar dari penjara, Hitler langsung mengunjungi Helene pada malam natal 24 dec 1924 dan mengungkapkan bagaimana ia mengagumi & mencintai Helene. Hitler memandangnya seperti “ibu” yang dia kagumi. Memang sangat terlihat sebagai orang yang melankolis, sosok Hitler ini butuh seorang perempuan yang “dewasa dan matang” yang sungguh mengasihinya dan memenuhi kebutuhan jiwanya, namun sayang ini tidak pernah dia dapatkan. Saya berpikir; andai saja Hitler dapat memilikinya mungkin perangai Hitler bisa lebih sabar, namun nasib berkata lain. Hitler tumbuh menjadi manusia “pembenci”, yang dasarnya adalah “he was just a simply un-happy man”.

Cinta yang tak sampai dan tidak bisa memiliki, membawa Hitler menjadi posesif terhadap kemenakannya yang cantik “Geli Raubal” kasus ini seperti pengulangan kisah ayahnya sendiri. Akhirnya Geli pun tidak bisa dimiliki Hitler karena Geli bunuh diri (tahun 1931 menjadi tahun success & suicide bagi Hitler). Dengan tewasnya Geli, Hitler saat itu sudah tidak lagi memiliki “any jew relationship”. Semua perempuan yang dicintainya tidak dapat ia miliki, ibu yang dipujanya meninggal, Geli tewas, dan Helene adalah istri orang yang mendukung karir politiknya, tidaklah mungkin dia miliki. Hadirnya Eva Braun yang mirip Geli juga tidak bisa melepas rasa dukanya terhadap kematiannya. Maka keberingasan dan kejahatannyapun yang dipicu oleh kebencian terhadap Yahudi semakin menjadi-jadi.

Di Pemilu tahun 1931 partai Nazi resmi menjadi partai dan nantinya akan menjadi partai terbesar Jerman. Walaupun mengepalai sebuah partai besar dan menjadi tokoh politik yang diperhitungkan, Hitler belum resmi menjadi warga negara Jerman. Gila enggak orang ini? sehingga walaupun partainya besar Hitler tidak bisa mencalonkan diri menjadi presiden. Hitler baru resmi menjadi warga negara Jerman tahun 1932.

Tahun 1933 Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman, dan tentu saja membuat manuver-manuver politik yang brilliant sekaligus kotor. Menciptakan penipuan seperti pembakaran gedung Reichstag dengan meng-kambing-hitam-kan pihak Komunis. Kekacauan jadi-jadian ini adalah bertujuan untuk meng-gol-kan macam-macam dekrit termasuk hak-hak pemerintah untuk menguasai pers, sarana komunikasi, seluruh sentra ekonomi, politik secara mutlak, memberangus semua kebebasan, sekaligus akan memulai terjadinya Perang Dunia ke-2.

Tahun 1934 dengan kematian presiden Hindenburg membawa Hitler memiliki kuasa penuh dan akhirnya menjadi seorang diktator dengan kekuasaan tanpa batas. Bisa dilihat disini, orang yang mampu mengangkat dirinya dari seorang gelandangan yang tidak pernah lulus sekolah, dengan karir militer hanya sampai kopral, kemudian menjadi pemimpin mutlak Jerman bukanlah orang sembarangan!

Setelah mengambil alih kekuasaan di Jerman, Hitler lalu terus menggunakan kemampuan berpidatonya yang luar biasa untuk membakar kembali semangat rakyat Jerman. Perlu diketahui, dengan adanya perjanjian Versailles setelah PD1 berakhir, Jerman sebagai pihak yang kalah kehilangan banyak wilayahnya dan harus membayar biaya perang dan sebagainya. Hitler yang menganggap perjanjian ini sebagai sampah mampu membuat jutaan rakyat Jerman berdiri di belakangnya untuk menolak isi perjanjian ini dan merebut kembali apa yang menjadi 'hak milik' rakyat Jerman. Apa yang terjadi selanjutnya bisa dibaca di berbagai buku sejarah, tetapi yang ingin ditekankan disini adalah kehebatan taktik berperang Hitler. Polandia, Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, Luxembourg, Perancis, Yugoslavia, Yunani dan Mesir semua jatuh dibawah kekuasaannya dalam waktu cepat.

Mulai tahun 1934 Hitler berhasil membawa Jerman yang seluruhnya porak poranda karena kalah perang kembali menjadi kekuatan besar Eropa. Banyak peninggalannya yang masih bisa kita lihat sekarang, misalnya autobahn atau sistem jalan tol terbaik di dunia (yang tidak memiliki batasan kecepatan) adalah hasil karya rezim Hitler. Mobil volkswagen juga merupakan salah satu hasil rezim Hitler. Kekejaman dan teror yang dia tebar di muka bumi mungkin tidak bisa dimaafkan, tetapi tidak bisa disangkal bahwa Hitler adalah salah satu jenius dunia.

Josef Goebbels adalah seorang genius dan sangat setia yang menjadi bagian penting dari “the rise and fall” nya The Führer. Posisinya sebagai Menteri informasi (Propaganda Minister). Dan membuahkan proyek film propaganda “Triumph of the Will” 1936 yang dikemas bagus oleh sutradara perempuan Leni Riefenstahl yang baru berumur 31tahun, terbukti dapat membius seluruh Eropa menjadikan Hitler seorang selebriti paling dikenal masa itu. Film dokumenter ini khusus menyoroti Hitler, pidato2nya yang menggugah. Saya sungguh tertegun melihat Hitler berjalan didepan 160ribu orang yang berdiri berbaris rapi dan dalam keheningan memandang Hitler dengan penuh penghormatan. Hmmm….. seperti nabi saja.

Goebbels “the little man” yang agak pincang ini seolah-olah reinkarnasi dari anjing Hitler yang juga pincang yang pernah menyelamatkan nyawa tuannya dari ancaman bom pada PD1. Akhir hidupnya pun untuk The Führer dengan menelan pil sianida bersama istri dan 6 orang anaknya. Demikian juga tokoh-tokoh besar NAZI termasuk Hermann Göering dan terakhir Rudolf Hess yang menjadi “inner circle” Hitler satu-persatu bunuh diri, dan menunjukkan kesetiaannya kepada The Fuhrer.

Selama masa kekuasaan Hitler (1933-1945), membuktikan bahwa Jerman yang kolaps akibat kalah perang di PD1, yang dipandang kecil oleh negara-negara Eropa kala itu, menjadi kekuatan baru yang dasyat. Kebangkitan Hitler ini membuat banyak negara terkecoh dan hal ini sempat membuat pertikaian antara PM Inggris Neville Chamberlain dan Winston Churchill yang kemudian terbukti bahwa Churcill yang bener tentang bahayanya sosok Hitler ini. Kegagalan awal yang berarti hanyalah serangan Rusia (di Leningrad) yang akhirnya menelan banyak korban dari pihak Jerman dan berandil terhadap jatuhnya Hitler (reff. Film Enemy at the gates). Kita bisa melihat kesamaan antara Hitler dan Napoleon, keduanya jatuh akibat menyerang Rusia. Kegagalan Hitler juga berlanjut dari serangan-serangan sekutu yang nantinya menyebabkan terbelahnya Jerman Barat dan Jerman Timur.

Memasuki tahun 1945, Jerman mengalami kekalahan bertubi-tubi dari 2 pihak ; Rusia/Soviet & sekutu, anehnya Hitler sepertinya tidak memusingkan hal itu; dan justru lebih memfokuskan pada “Final solution” membantai Yahudi sebanyak-banyaknya sebagai misi sucinya; sehingga dalam PD2 ini ada perang yang lain yaitu antara “SS Soldier lawan Yahudi” (Reff. Film The Last Day/ Steven Spielberg). Pembunuhan masal tetap aktif di Auschwitz sampai benar-benar pemerintahan Hitler runtuh.

Holocaust atau pembunuhan masal orang Yahudi tidak akan pernah terlupakan. Suatu tragedi terbesar mengerikan yang pernah terjadi di sejarah umat manusia dan Hitler adalah aktor antagonis utamanya. Tetapi patut dimengerti bahwa Hitler sendiri adalah seorang bertalenta besar. Seorang yang pandai berpidato (the best I've ever seen to be honest!), pandai berorganisasi, pandai berperang dan ambisius.

Adolf Hitler dan rezim-nya bertanggung jawab atas tewasnya 6juta European Jews, tewasnya 3juta Soviet POW (Prisoners of war), 3juta Polish Catholics, 700ribu Serbians, 2ribu kaum Gipsy Roma, , 80ribu politisi Jerman, 70ribu orang cacat di Jerman 12ribu homosexuals, 2ribu Jehovah's Witnesses. Dan selanjutnya menjadi tokoh utama dalam PD2 yang menewaskan total kurang-lebih 50juta jiwa penduduk dunia.

Pribadi yang menakutkan ini ternyata penyebab dasarnya adalah “he was just a simply un-happy man”. Pribadi yang tertolak sejak masa kecilnya mempengaruhi seluruh kehidupannya. Tokoh ini sepertinya menggenapi sumpah Imam Kayafas dan orang-orang Yahudi yang menginginkan Yesus disalib dengan bersumpah "biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami" Mat 27:25. Tapi benarkah demikian?. Atau memang Hitler ini diposisikan seperti Yudas?. Yang akhir hidupnya juga bunuh diri (30 April 1945) ?. Seorang Yahudi yang membunuh Yahudi (herannya mengapa tidak ada LSM kala itu yang membuka tabir bahwa Hitler adalah Yahudi ). Kehadirannya pun tepat sebelum pohon ara itu bertunas, lahirnya negara Israel tahun 1947 yang sampai sekarang ini masih berdarah-darah dan bunuh-bunuhan.

Adolf Hitler disebut “the most evil man in all of history”. Kejahatannya jangan dilupakan sekaligus jangan terulang; “human against humanity”.


[Image]


Additional Note :


Subjective guilt, abusement masa kecil, tertolak, luka batin dsb. dapat mempengaruhi sifat seseorang. Walaupun psikologi manusia itu tidaklah bersifat matematis; kalau orangnya A belum pasti background-nya B

Memang pernah terjadi dan sejarah mencatat; orang yang sangat berkuasa dan kaya seperti Hitler, tetapi "He can't effort to buy love". Kasih itu terlalu mewah baginya dan tidak pernah dimilikinya, sehingga jadilah ia manusia yang super jahat. Nah inilah pentingnya kasih dalam keluarga, seorang anak harus didasari kasih sejak dini.

Tentu saja banyak sekali orang yang mengalami nasip yang sama dengan Hitler; "hidup tanpa kasih". ; Tapi itulah bedanya, Bahayanya sebuah "luka batin" jika itu dialami oleh seorang pemimpin, maka dia akan menjadi pemimpin yang super bahaya. Seperti halnya Mao Tse Tung & Sadam Husein.
Walaupun juga tidak semua pemimpin bengis pasti mempunyai background yang sama seperti Hitler.

Michael Freund dari "Jerusalem Post" tgl 23 Mar 2004, menulis (tentang Sheik Yassin, yang terbunuh oleh serangan Israel) : "The removal of this villain, whose warped ideology brought about the deaths of hundreds of innocents, was a heroic and just act that should be celebrated as an important milestone in the global war on terror. Despite his innocent demeanor, Yassin was a monster".
Ini adalah sudut pandang sebagian orang Israel.
Tapi bagaimana dengan sudut pandang orang Hamas dan sebagian besar orang Palestina prihal Sharon atau orang Israel, jelas senada? Siapa yang benar? Siapa yang jahat?

Jadi, latar belakang seseorang tidak mutlak harus menentukan "kekejaman, keganasan, tindak a-manusiawi dan criminal". Ada yang jadi kriminal karena dia berada dalam tempat dan keadaan yang mendorong dia dalam tindak kriminal, karena faktor ekonomi, mungkin juga karena keracunan ideologi lalu menjadi penjahat perang, kepercayaan, karena politik, fanatisme agama, dsb.

Review tentang "Hitler: The rise of evil" bertujuan untuk melihat Sejarah Masa Lalu dan belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi dari sejarah tersebut. Kekejaman Hitler sama sekali tidak dibenarkan, baik secara moral maupun agama. Apalagi kita sebagai murid-murid Yesus yang dasarnya adalah Kasih. Dan juga bertujuan untuk "study to people"; 

Ada baiknya kita mempelajari human dengan humanity touch, bukan semata-mata dengan "penghakiman". Menghakimi dengan keadilan yang epikeia (bijaksana); Seperti Tuhan tidak pernah memandang dosa besar dan dosa kecil, Setiap manusia memohon "pengampunan dosa" dengan segera Dia akan setia dan adil, dan mengampuni kesalahan2nya. 


Karena kekejamannya terhadap kaum yahudi terutama pada israel, maka israel pun membalas menyerang Hitler di Jerman dengan bala bantuan dari sekutu Israel ( terutama Rusia, AS, Inggris, serta Prancis) pada bulan April 1945 setelah sekutu telah mengetahui Bunker tempat Hitler dan para tentaranya bersembunyi maka Israel dan sekutunya langsung menyerang secara membabi buta hingga Bunker itu pun hancur.
yang semula sejarah mengatakan bahwa Rusia yang juga menjadi sekutu telah menyatakan menemukan mayat Hitler dan istrinya dan sampai sekarang masih menyimpan tengkorak kepalanya...dan menyatakan bahwa kematia Hitler karena dia telah meminum racun asam sianida, tetapi itu adalah hanyalah salah satu versi saja, dan juga ada yang memberitakan bahwa hitler tidak mati karena meminum asam sianida seperti yang diberitakan sebelumnya karena diperkirakan waktu itu telah ada penyusup dari sekutu yang sudah bisa menyusup kedalam bunker hitler dan telah menukar minuman asam sianida yang telah disiapkan hitler untuk bunuh diri....
Akan tetapi semua itu belum memiliki bukti yang nyata / belum ada faktanya..dan akhirnya lama kelamaan masyarakat mengira bahwa perkiraan itu benar.
 
TEKA-TEKI kematian diktator Jerman Adolf Hitler, kembali jadi perbincangan hangat. Koran The Daily Telegraph pada 28 September 2009 menurunkan satu laporan, tengkorak yang selama ini diduga milik Hitler dan disimpan di Rusia ternyata, bukanlah tengkorak tokoh tersebut. Dalam Program History Channel Documentary, koran yang terbit di Inggris itu menjelaskan, tengkorak tersebut merupakan tengkorak perempuan yang meninggal di bawah usia 40 tahun.
Dengan informasi ini, semakin terbuka munculnya spekulasi seputar kematian tokoh Perang Dunia II tersebut. Selama ini, sebagian masyarakat dunia meyakini pemimpin Nazi (Nationalsozialismus) Jerman tersebut, tewas bunuh diri di salah satu bunker di Berlin pada 30 April 1945 bersama kekasihnya Eva Braun. Ketika itu usia Hitler 56 tahun.
Sebagian lagi beranggapan, Hitler berhasil melarikan diri bersama Eva Braun, kemudian menghabiskan masa tuanya di Brasil, Argentina, atau wilayah lainnya di Amerika Selatan. Masing-masing pihak mengemukakan berbagai argumen yang memperkuat dugaan mereka. Sejumlah dokumen diungkapkan dan para saksi pun berbicara.
Selain versi yang sudah lama dikenal dunia, terdapat versi Indonesia yang boleh jadi merupakan versi terbaru. Dalam versi itu dijelaskan tentang kemungkinan Hitler melarikan diri ke Indonesia dan meninggal di Surabaya. Dugaan ini didasarkan pada penuturan seorang dokter warga Bandung, Sosrohusodo.
Sosro adalah dokter lulusan Universitas Indonesia. Dia menuliskan pendapatnya pada satu artikel di Pikiran Rakyat pada 1983. Kemudian pada 1994 saya bertemu dengan Sosrohusodo. Hasil wawancara itu dimuat Pikiran Rakyat pada 24 Februari 1994 dalam bentuk artikel yang cukup panjang. Artikel itulah yang kemudian wara-wiri di dunia maya belakangan ini.
Pertemuan dengan Sosrohusodo ketika itu dilakukan atas permintaannya. “Saya ini sudah tua. Akan tetapi, saya masih memiliki satu beban besar yang hingga kini belum terungkap, yaitu mengenai diktator Jerman Adolf Hitler,” katanya, saat berbincang di rumahnya Jln. Setiabudhi seberang kampus UPI Bandung. Rumahnya tidak begitu besar, tetapi halamannya cukup luas. Raut gelisah terlihat di wajah Sosrohusodo.
Dia pun memperlihatkan setumpuk dokumen yang tampak lusuh. Diikat dengan beberapa belit benang. Antara lain berisi foto-foto lama, yang memperlihatkan seorang lelaki dan perempuan bule warga negara Jerman, paspor, dan buku harian dengan tulisan steno. Terdapat pula foto seorang wanita Sunda, yang disebutnya sebagai sumber amat penting dan memperkuat teorinya itu.
Lelaki dalam foto-foto itu bernama dr. Poch, pemimpin salah satu rumah sakit umum di Pulau Sumbawa Besar. Sosro sempat bertemu langsung beberapa kali dengan Poch, saat bertugas sebagai tenaga kesehatan di kapal Hope yang dijadikan rumah sakit pada 1960.
Melalui perbincangan tentang masa lalunya dan ciri-ciri fisik, saya semakin yakin Poch bukan orang sembarangan. Saya curiga dialah Adolf Hitler yang misterius itu. Apalagi, dia ditemani seorang perempuan yang menurut saya wajahnya mirip Eva Braun, kekasihnya. Akan tetapi, keyakinan ini saya pendam sangat lama. Hingga saya selesai bertugas di kapal Hope, rasa penasaran itu belum terjawab,” kata pria kelahiran Gundih Jawa Tengah, yang saat itu berusia 63 tahun.

*Kaki Kiri dr. Poch tidak Normal

Keyakinan dan sekaligus rasa penasaran Sosrohusodo muncul kembali, setelah lebih dari dua puluh tahun kemudian dia menemukan informasi-informasi baru. Maka dia pun melakukan rekonstruksi pengalamannya, membuka kembali catatan-catatan, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sosro benar-benar tertantang untuk mengungkap misteri dr. Poch. Saat itu, dia memperlihatkan sejumlah tulisan yang dibuatnya seperti diktat.
Kaki yang Diseret
Dari perjumpaannya dengan Poch, Sosro mengetahui kaki kiri dokter tersebut tidak normal. Jika berjalan harus diseret. Sementara tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong pendek dan hanya tersisa di tengah. Persis seperti yang ditirukan komedian terkenal Charlie Chaplin. Tidak tersisa rambut di kepalanya alias plontos.
Jika benar Poch adalah Hitler, pada saat bertemu Sosro dia berusia 71 tahun. Sebab, Hitler lahir pada 1889. ”Saya kira usianya seperti itu, sesuai dengan penampilan fisiknya. Saya ingat betul kondisi fisiknya, karena bukan hanya sekali bertemu dengannya dan berbicara tentang hal itu,” kata Sosro.
Hal lain yang membuatnya heran, ternyata Poch tidak memiliki ijazah kedokteran, tidak memiliki lisensi apa pun di bidang kesehatan. Akan tetapi, ternyata dia bisa memimpin satu rumah sakit. Sehari-hari Poch sering membungkus tubuhnya dengan seragam putih, pakaian khas dunia kedokteran. Sebagai seorang dokter, Sosro pernah memancing Poch dengan percakapan soal kesehatan.
Poch ternyata tidak menguasai dunia medis, saya tahu itu. Dari pembicaraannya, dia tidak mengerti soal kedokteran. Ini makin misterius saja. Lalu siapa yang mengangkatnya menjadi pemimpin rumah sakit tersebut. Tentu tidak sembarang orang bisa menjadi pimpinan salah satu lembaga penting seperti itu,” kata Sosro.
Pada satu kesempatan berkunjung ke kediaman Poch, banyak hal dikemukakan dokter tua tersebut yang justru memperkuat dugaan Sosro. Misalnya saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, Poch secara terang-terangan memujinya. Dia juga menolak anggapan terjadinya pembantaian besar-besaran terhadap orang Yahudi di Kamp Auschwicz. Padahal, dalam sejarah dunia kamp yang satu ini merupakan cerita horor legendaris pada masa kejayaan Nazi.
Poch juga mengaku tidak tahu-menahu, ketika ditanya tentang kematian Adolf Hitler pada 1945 di Berlin. Dia hanya bercerita, keadaan saat itu benar-benar kacau-balau dan setiap orang berusaha untuk menyelamatkan diri. Poch seperti menghindar jika ditanya terlalu jauh soal sosok Hitler dan sepak terjang Nazi.
Hampir sepanjang perbincangan berlangsung, lelaki tua yang gemar memotret itu mengeluhkan tentang tangan kirinya yang gemetar. Sosro kemudian meminta izin untuk memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan. Demikian pula dengan tenggorokannya sehat-sehat saja. Saat itu, Sosro menyimpulkan kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkinson, berkaitan dengan usianya yang lanjut.
Lalu Sosro berasumsi, kemungkinan penyakit itu muncul karena trauma psikis. “Dugaan saya langsung diiyakan Poch. Saya kaget juga. Akan tetapi, ketika saya tanya lebih jauh sejak kapan penyakit itu menghinggapinya, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman.Ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan bahwa kau memukuli meja berkali-kali.” ujar istrinya seperti ditirukan Sosro.
Siapa Goebbels? Apakah yang dimaksud adalah Joseph Goebbels, wartawan yang banyak membantu gerakan Nazi dan kemudian menjadi Menteri Propaganda pada pemerintahan Hitler? “Tidak tahu keceplosan atau bagaimana, beberapa kali istrinya memanggil Poch dengan sebutan ‘Dolf’. Apakah ini merupakan kependekan dari ‘Adolf’ atau bukan, saya tidak begitu pasti. Namun, itulah yang saya dengar langsung,” katanya.

*Tulisan di Majalah “Zaman”

PERJUMPAAN Sosrohusodo dengan “Hitler” diwarnai berbagai kebetulan. Kebetulan pertama, ketika dia bertugas di Kapal Hope. Kebetulan kedua terjadi pada tahun 1981. Setelah lebih dari 21 tahun, pengalaman bertemu dengan Poch terekam dalam benaknya dan dicatat pada buku hariannya, seorang keponakannya datang berkunjung ke Bandung dan memperlihatkan mazalah Zaman edisi No. 15 Januari 1980.
Pada majalah tersebut terdapat sebuah artikel yang ditulis Heinz Linge, bekas orang dekat Hitler, berjudul “Cerita Nyata Hari Terakhir Seorang Diktator”. Tulisan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. Sambil memperlihatkan majalah Zaman, Sosro menerangkan, dalam tulisan itu Linge menceritakan tentang peristiwa bunuh diri Hitler dan Eva Braun. Kemudian menerangkan tentang kondisi fisik Hitler saat itu.
Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi Hitler. Semuanya ada kesamaan,” ucap ayah empat anak ini.
Heinz Linge menulis, “Beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh. Kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler mulai menderita penyakit kejang urat“.
Di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad tidak membawa keberuntungan bagi tentara Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu. Pada akhir artikel, Linge menulis, ”Tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan”.
Semangat untuk mengungkap misteri Poch semakin menggebu di dada Sosrohusodo.

*Buku Harian Misterius tentang Kisah Pelarian Nazi

SOSROHUSODO menemukan data menarik dalam buku harian berukuran saku milik Poch. Dalam buku lusuh tersebut ditemukan ratusan alamat orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia. Di berbagai halamannya terdapat coretan tangan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman.
Lihat ini catatannya. Buku ini banyak berbicara dalam upaya pengungkapan sosok misterius Poch. Memang tidak mudah, tetapi saya tertantang. Mungkin ini hanya soal waktu,” kata Sosro sambil membuka halaman-halaman buku kecil itu.
Memang tidak ada identitas jelas pemilik buku itu. Hanya, ada beberapa kode terdiri atas angka-angka yang tidak jelas maknanya. Pada sampul depan bagian dalam, tertulis kode J.R. KePaD No. 35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor ditandai lambang biologis laki-laki dan perempuan. “Ini memperkuat dugaan saya, buku itu milik kedua orang yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun. Mereka menutup identitasnya rapat-rapat, tetapi tetap ada celah yang menuntun pada kenyataan sebenarnya,” tuturnya.
Sementara nama-nama negara yang tertulis dalam buku itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Di salah satu halamannya terdapat tulisan yang dalam bahasa Indonesia berarti “Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti Ny. Kruger. Roma Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina)“.
Lalu, ada satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da Imigration Europa – Genua Val Albaro 38. Secara terpisah, di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.
Sosro kemudian memperlihatkan majalah Intisari terbitan Oktober 1983, yang memuat sosok Klaus Barbie alias Klaus Altmann, bekas anggota polisi rahasia Jerman zaman Nazi. Di situ tertulis satu alamat Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada 1983, Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada 1947.
Masih banyak alamat dalam buku ini yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi,” katanya.

*Rute Pelarian Hitler Dalam Tulisan Steno

SETELAH menerima buku catatan harian dr. Poch dari Ny. S, Sosrohusodo bingung ketika harus menerjemahkan bagian yang ditulis dengan huruf steno. Dia bertanya ke beberapa orang yang mengerti soal stenografi. Namun, mereka kurang paham karena model steno itu jarang dipakai pada masa sekarang.
Akhirnya saya menyurati penerbit buku steno di Jerman, minta bantuan mereka. Selang beberapa waktu kemudian datang jawaban, steno yang contohnya saya kirimkan itu merupakan stenografi Jerman yang sudah ’kuno’. Namanya sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak dipakai lagi,” tutur Sosrohusodo.
Meski demikan, pihak penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli steno Gabelsberger. Ternyata penerbit itu menepati janjinya, dengan mengirimkan terjemahan steno itu ke dalam bahasa Jerman. Lalu Sosro menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
Judul catatan itu kurang lebih “Keterangan Singkat tentang Pengejaran Perorangan oleh Sekutu dan Penguasa Setempat pada Tahun 1946 di Salzburg“. Salzburg adalah nama kota di Austria. Di dalam catatan itu antara lain tertulis, “Kami berdua, istri saya dan saya, pada tahun 1945 di Salzburg“.
Memang tidak secara jelas diterangkan identitas “kami berdua” dalam catatan tersebut. Akan tetapi, yang jelas tersirat mereka berdua berada dalam ancaman. Antara lain dikejar-kejar oleh CIC (Dinas Rahasia AS). “Pokoknya catatan itu menggambarkan penderitaan orang yang diburu pihak keamanan,” tutur Sosrohusodo.
Selain itu, terdapat pula abjad yang ditulis dengan huruf besar secara mencolok. Kalau diurutkan, kemungkinan merupakan rute pelarian keduanya. Huruf-huruf itu adalah B, S, G, J, B, S, R. Menurut Sosro, cara menyingkat tulisan seperti itu merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan. ”Kebiasaan ini ditemukan pula dalam literatur lain yang saya baca,” ujarnya.
Lalu dia menerjemahkan dan mengaitkannya dengan kemungkinan rute pelarian Hitler. Kedua insan itu memulai pelariannya dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo), dan R (Roma). Roma, menurut dia, sebagai kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelarian kedua orang itu karena mereka masuk ke Indonesia menggunakn paspor dari Roma. Setelah itu, mereka keluar dari benua tersebut menuju sebuah tempat bernama Pulau Sumbawa.
Sosro membacakan hasil terjemahan dari catatan harian itu, ”Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima surat paspor yang kemudian berhasil membawa kami meninggalkan Eropa”. Keterangan ini sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan, paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir a). Pada catatan buku itu nama Dragnovic dikaitkan dengan Roma.
Sosro kembali memperlihatkan majalah Zaman edisi 14 Mei 1984 ketika membahas tentang Berlin dan Salzburg. Menurut dia, sejarah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler di sekitar Jerman Timur tahun 1945. Kenyataan ini menjadi petunjuk tentang rute pelarian mereka.

*Makam G.A. Poch di TPU Ngagel Utara, Surabaya

Tentang pelarian Hitler, Sosrohusodo menyimpan kisah yang didengar dari masyarakat tempatnya bertugas di Sumbawa. Masyarakat di sana bercerita, pada suatu ketika mereka melihat munculnya kapal selam dari laut yang disusul dengan pendaratan sebuah wahana yang berbentuk bulat.
Saya mendengar cerita ini dari mulut ke mulut. Saya jadi bertanya-tanya, apakah ini ada kaitan dengan kemungkinan larinya Hitler menggunakan kapal selam dari Eropa ke perairan Sumbawa? Tidak begitu jelas. Tapi juga bukan sesuatu yang tidak mungkin,” katanya.
Sosro sangat yakin, orang sebesar dan sepenting Hitler memiliki pengikut setia. Mustahil jika mereka tidak memiliki strategi penyelamatan atas pimpinan tertingginya. Apalagi kemudian diketahui beberapa dugaan terdahulu tentang akhir hidup Hitler, belum ada satu pun yang pasti.
Jadi, bukan sesuatu yang tidak mungkin jika pengikutnya memilih Pulau Sumbawa di Indonesia. Sebab saat itu Indonesia boleh dibilang sebagai wilayah yang masih terbuka untuk dijadikan tempat persembunyian. Lokasi Pulau Sumbawa juga begitu jauh dari Benua Eropa,” ujarnya beralasan.
Sosro pun bercerita tentang pengakuan Nyonya Sulaesih berkaitan dengan hal itu. Suatu hari suaminya mencukur kumisnya mirip dengan kumis Hitler, kemudian Sulaesih mempertanyakan kemiripan kumisnya itu dengan kumis Hitler. Poch malah mengiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan Nyonya Sulaesih.
Sosrohusodo mungkin termasuk orang yang teguh memegang amanah. Hal itu terbukti ketika dia menutup rapat-rapat kepanjangan nama Nyonya Sulaesih. Dia hanya memberi pintu masuk menuju identitas lengkapnya dalam bentuk foto-foto dan nama tempat Babakan Ciamis.
Setidaknya terdapat dua foto yang menunjukkan hubungan suami istri antara Ny.Sulaesih dan Poch. Foto yang dibuat di Sumbawa itu disebut Sosro sebagai foto saat keduanya melangsungkan pernikahan di pendopo kabupaten. Penggunaan pendopo sebagai tempat hajatan menunjukkan posisi Poch yang dihormati di kalangan masyarakat setempat.
Pada foto itu terlihat Poch sudah semakin tua, bersetelan jas yang agak kebesaran, kemeja putih berdasi, dan berkacamata. Sementara Sulaesih mengenakan kebaya putih, berkain batik, dan sanggul beruntai bunga yang jatuh di dada kanannya. Tangan kanannya memegang kipas. Mereka diabadikan dalam posisi berdiri.
Sementara pada foto yang satu lagi, Poch dan Sulaesih duduk di kursi. Sementara di belakang mereka berdiri tiga pria. Jika senyum tampak tersungging di bibir Sulaesih, maka di kedua foto itu wajah Poch begitu dingin. Menjelang pernikahan itulah, kata Sosro, konon Poch pindah agama menjadi seorang Muslim. Dia berganti nama menjadi Abdul Kohar. Kemudian mereka pindah ke Surabaya.
Namun nama barunya sebagai seorang mualaf itu tampaknya tidak digunakan. Hal itu bisa dilihat pada makam Poch di Pemakaman Umum Ngagel Utara, Jalan Bung Tomo, Surabaya. Pada batu nisannya tertulis nama G. A. Poch. Belakangan saya baru tahu G.A. adalah kependekan dari Georg (tanpa ”e”) Anton.






0 coments:

Posting Komentar

Buku Tamu

ShoutMix chat widget

Most Populer